Ray, Ray itu hanyalah imajinasi. Ia selalu menemaniku disaat aku sendiri. Tak pernah mengeluh akan masalah. Ia yang slalu memberiku solusi. Tapi, ia tak nyata. Mungkin, bicara sendiri dibilang sedikit aneh. Ah, generasi sekarang. Generasi yang terdidik, tapi ilmunya lenyap. Pilu sekali dunia ini. Semakin tua bumi, manusia berada diujung tebing menuju neraka. Sadar diri bahwa para radikalisme menyerang kita. Mereka mengambil orang orang genius. Para ilmuwanlah yang slalu diincar. Pondasi agama mulai runtuh. Revolusi yang menyakitkan. Sila-sila mulai runtuh. Persatuan dan kesatuan mulai tiada. Mereka menyerang tanpa ada rasa ampun sekalipun. Sungguh ironi planet REALITAS ini. Tanah air. Salah apa dirinya? Kau menyakitinya tanpa ada rasa iba sekalipun. Ia melipur laranya. Gundah gulana telah menyelubunginya. Kaum pelajar yang tak peduli, bagaimana nasib tanah air ini? Para tikus yang slalu rakus. Taka ada hentinya menimbun rupiah. Dimanakah generasi emas bangsa? ...