TERBUANG SIA- SIA ATAU MALAH SEBALIKNYA

Ray,
Aku mencoret kembali disini.
Entahlah, aku sangat menyukai hobi ini.
Menulis tanpa batas.
Tak ada yang tahu kecuali Sang Pencipta.
Hati ini terus tersayati.

Inilah yang terbaik untukku saat ini.
Melatih hati yang tersakiti.
Aku yakin Allah memberi hidupku yang lebih baik.
Baik di akhirat maupun di planet REALITAS ini.

Kala itu...
Aku merindukannya.
Kau sangat menyukai anak kecil.
Memeluk erat kitab itu dekat di hatimu.
Aku iri dengan kitab itu.
Bisakah aku seperti dirinya?
Ah, aku lupa
Aku beda kasta dengan dirimu.

Baju koko putih.
Memakai peci putih favoritmu.
Dirimu yang menjulang tinggi.
Sesosok itu tiba-tiba heran denganku.
Iya, kala itu.
Nurul Jadid padam seketika.
Kau keluar dari pintu misterius.

Kharismamu sangat mengundang senyum ini.
Raut wajah ini muncul semburat merah zona pipi.
Sungguh malu diriku kala itu.
Maaf, hati ini tumbuh mekar di tempat dan waktu yang salah.
Aku melipur lara ini.

Aku memang bukanlah jodohmu.
Tere Liye benar.
Cinta tak harus memiliki.
Aku hanyalah salah satu ciptaan Allah yang tak tahu menahu mengenai planet yang kupijak saat ini.

Roda kehidupan terus berevolusi.
Spektrum kehidupan berbagai macam.
Penantian seseorang sangatlah menyakitkan.
Karena menanti tak selalu ia datang kepada kita.
Entah kala itu terbuang sia-sia begitu saja.
Atau malah sebaliknya.
Menjadi sebuah dongeng yang berakhir bahagia.

Jikalau Sang Penandai sungguh nyata.
Aku ingin curhat kepadanya.
Aku mengakui bahwa hati ini tumbuh mekar di waktu dan tempat yang salah.
Ah, betapa bodohnya diri ini.
Aku ingin dongeng ini cepat berakhir.

Heatcliff

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKNA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN KONSTITUSI PERTAMA

TEORI SEL